Powered By Blogger

SELAMAT DATANG

JZ-19 MHZ...SALAM 51..55 88 BUAT KELUARGA.

Cari Blog Ini

Rabu, 20 Januari 2010

WAWANCARA dan Test Psikologi

hm…kata psikotes ngingetin gue sama wawancara kerja gue yang pertama… konyol banget! pake acara mengada-ngada dan ngasih jawaban yang ga masuk akal.. yang paling konyol tuh waktu gue dikasih pertanyaan:

pewawancaranya: "jika anda sudah berkeluarga (sudah punya anak) dan suami anda melarang anda untuk bekerja, apa yang saudara pilih? keluarga atau pekerjaan saudara?"

gue : "saya akan berusaha berunding dengan suami saya pak"

pewawancaranya:"bagaimana jika suami anda tidak mau berunding dan akan menceraikan anda jika anda tidak behenti bekerja? anda tetap memilih pekerjaan anda?"

gue : "hm… (mikir 5 detik)… sepertinya saya ga mungkin punya suami seperti itu pak"

pewawancaranya : "(dengan nada omongan yang sedikit kesal) ini misalkan saja, misalkan suami anda akan minta cerai jika anda tidak berhenti kerja, apa pilihan anda? cerai atau meninggalkan perusahaan?"

gue: "iya pak, saya akan cerai saja (sambil sedikit senyum2 ga jelas gitu…)"

pewawancaranya:"anda yakin?"

gue :"yakin pak.."

duh pertanyaan yang menyebalkan, gue udah berusaha menghindar tapi tetep aja dikejar. emoticonsebenernya gue pengen jawab pilih berhenti kerja aja, tapi… gue takut kalo gue jawab gitu gue ga diterima… hehehe konyol banget kan? i’ll never do that again! sumpah deh! emoticon

nih ada tips untuk ngadepin tes wawancara.. agak banyak sih emang tulisannya, tapi bagus kok isinya. moga-moga aja bisa berguna..

————————————————————————————————————————————————————
Wawancara dan Tes Psikologi (Psikotes)


Berbohong saat tes wawancara bukan hanya tak berguna, tapi juga bisa membuat Anda tidak diterima. Lebih bijaksana bila pertanyaan dijawab apa adanya, spontan, langsung ke pokok persoalan, tidak mengada-ada, tidak menggurui, dan sopan.

"Padahal tinggal wawancara lo, kok gagal. Dulu juga begitu, selalu kandas di tahap ini". Keluhan macam itu banyak kita dengar dari mereka yang tak lolos dalam wawancara psikologi untuk melamar kerja. Sebuah kenyataan yang menyesakkan, apalagi kebanyakan tahapan wawancara berada diakhir proses seleksi. Lolos di sini berarti si calon diterima di tempat kerja yang baru.

Wawancara psikologi punya banyak makna. Ada beberapa versi, salah satunya, menurut Bingham dan Moore, wawancara adalah "… conversation directed to define purpose other than satisfaction in the conversation itself". Sedangkan menurut Weiner, "The term interview has a history of usage going back for centuries. It was used normally to designate a face to face meeting of individual for a formal conference on some point."

Dari kedua definisi itu didapatkan kondisi bahwa wawancara adalah pertemuan tatap muka, dengan menggunakan cara lisan, dan mempunyai tujuan tertentu.

Jangan dibayangkan wawancara itu sama dengan interogasi karena tujuan utamanya memang "berbeda", meskipun sedikit serupa dalam hal menggali dan mencocokkan data. Yang pasti, cara yang dipergunakan dalam kedua hal itu berlainan.

Interogasi lebih menekankan pada tercapainya tujuan, dengan berbagai cara dan akibat, baik secara halus maupun kasar. Posisi interogator lebih tinggi dan bebas daripada yang diinterogasi, serta lebih langsung.

Bandingkan dengan wawancara psikologi, di mana kedudukan antara pewawancara dan yang diwawancarai relatif setara. Kondisinya pun berbeda, karena tidak ada penekanan serta tidak menggunakan kekuasaan. Bahkan dalam kondisi ekstrem, seorang calon karyawan yang diwawancarai bisa saja tidak menjawab, pewawancara pun tidak akan memaksa. Namun, hal itu tentu akan sangat mempengaruhi penilaian dalam pengambilan keputusan seorang psikolog.

Cocok berbobot

Wawancara dalam tes psikologi (psikotes) sebenarnya satu paket dengan tes tertulisnya. Tes ini bertujuan mencari orang yang cocok dan pas, baik dari tingkat kecerdasan, serta sifat dan kepribadian. Istilah kerennya mendapatkan "the right man in the right place".

Dasar pemikiran lain kenapa perlu diadakan seleksi, yaitu adanya perbedaan potensi yang dimiliki setiap individu. Perbedaan itu akan menentukan pula perbedaan dalam pola pikir, tingkah laku, minat, serta pandangannya terhadap sesuatu. Kondisi itu juga akan berpengaruh terhadap hasil kerja. Bisa jadi suatu pekerjaan atau jabatan akan lebih berhasil bila dikerjakan oleh individu yang mempunyai bakat serta kemampuan seperti yang dituntut oleh persyaratan dari suatu pekerjaan atau jabatan itu sendiri.

Ada beberapa tujuan spesifik dari wawancara psikologi. Pertama, observasi. Dalam hal ini calon kar-yawan dilihat dan dinilai. Mulai dari penampilan, sikap, cara menjawab pertanyaan, postur - terutama untuk pekerjaan yang memang membutuhkannya, seperti tentara, polisi, satpam, dan pramugari. Penilaian juga menyangkut bobot jawaban dan kelancaran dalam menjawab.

Demikian pula perilaku dan sikap-sikap yang akan muncul secara spontan bila berada dalam situasi yang baru dan mungkin menegangkan. Misalnya, mata berkedip-kedip atau memutar jari-jemari yang dilakukan tanpa sadar.

Dalam hal bobot jawaban, misalnya, si calon bisa dinilai apakah ia memberikan jawaban yang dangkal atau tidak, atau malah berbelit-belit. Jawaban berupa "Ingin naik pesawat" atau "Ingin ke luar negeri" merupakan contoh jawaban yang dinilai dangkal atas pertanyaan alasan menjadi pramugari.

Sedangkan kelancaran dalam menjawab biasanya dinilai dari berapa lama waktu yang dibutuhkan oleh seorang calon karyawan untuk menjawab pertanyaan.

Dalam wawancara psikologi yang diperlukan sebenarnya jawaban spontan dan tidak mengada-ada. Misalnya, apabila ditanya alamat, sebut saja alamat kita. Tidak usah ditambah-tambahi atau malah berlagak sok pintar.

Tujuan berikutnya dalam tes wawancara adalah menggali data yang tidak didapatkan dari tes tertulis. Misalnya, apakah istri bekerja, anak bersekolah di mana, masih tinggal bersama orangtua atau tidak, serta apa judul skripsi dan berapa nilai yang didapat.

Yang tidak kalah penting dalam mempengaruhi penilaian adalah kecocokan data. Benarkah data yang ditulis oleh sang calon?

Atas dasar itu seorang psikolog sering melontarkan pertanyaan untuk menilai tingkat pemahaman dan intelegensi si calon. Misalnya, calon mengaku berpendidikan S2, maka diajukan pertanyaan yang sesuai dengan tingkat pendidikan itu. Bila jawabannya kurang bermutu, dapat saja diambil kesimpulan bahwa calon memiliki intelegensi yang kurang atau dianggap tidak serius selama menjalani proses pendidikan.

Sering juga terjadi hasil tes tulis bagus, tapi hasil wawancaranya kurang meyakinkan. Hal ini bisa terjadi karena mungkin ia telah beberapa kali mengikuti psikotes atau pernah mengikuti bimbingan psikotes. Tes ulang dapat menjadi alat untuk mengatasi keraguan itu.

Dalam konteks di atas, tidaklah mungkin seorang calon membohongi psikolog. Riskan pula bila dia tidak menjawab dengan sebenarnya. Terbuka sudah kepribadiannya yang tidak jujur, padahal kejujuran merupakan prasyarat penting untuk perusahaan.

Pada wawancara untuk evaluasi karyawan atau promosi jabatan biasanya data curiculum vitae (CV) dari instansi atau perusahaan sudah diberikan semua dari Bagian Personalia.

Manfaat lain wawancara adalah melengkapi data yang terlupakan atau tidak tertulis secara lengkap. Misalnya, sudah pernah mengalami psikotes atau belum. Kalau sudah, berapa kali? Untuk apa? Lulus atau tidak? Mungkin juga minat ataupun gaji yang diinginkan. Yang terakhir, manfaat wawancara yaitu untuk membuat keputusan.

Dari hasil pemeriksaan psikologi tertulis dan wawancara, dibuatlah kesimpulan, apakah calon ini memenuhi syarat seperti job description yang diberikan oleh perusahaan atau tidak.

Terkadang ada psikotes yang tidak menggunakan wawancara. Semua itu tergantung tujuan pemeriksaan, ketersediaan data yang mungkin sudah lengkap, serta tidak begitu mensyaratkan penampilan atau postur. Misalnya, bila yang diperlukan operator komputer, yang penting dia bisa komputer dan inteligensinya cukup.

Mengapa gagal?

Banyak calon karyawan gagal dalam psikotes, termasuk di dalamnya wawancara. Mengapa?

Sesungguhnya, hasil pemeriksaan psikologi bersifat rahasia, dalam arti tidak setiap orang dapat menerjemahkan dalam bahasa sehari-hari. Jadi, yang berhak adalah psikolog yang berkompeten.

Hal itu berbeda dengan tes kesehatan, di mana jenis kegagalan dapat disebutkan dengan jelas dan biasanya dapat pula dilihat. Sementara hasil psikotes masih merupakan data kasar berupa angka-angka sehingga perlu dijelaskan dalam bahasa awam oleh psikolog, untuk dijadikan data kualitatif.

Pada dasarnya psikotes bukan ujian. Psikotes tidak mengukur prestasi melainkan potensi dasar setiap individu. Dalam tes prestasi ada materi yang dapat dipelajari, misalnya bahasa Inggris. Bila seseorang mendapat nilai B dalam pelajaran itu, berarti penguasaan materi Bahasa Inggrisnya baik.

Sedangkan psikotes mengukur potensi dasar yang dimiliki tiap individu. Seseorang yang memang pada dasarnya cerdas, dites seperti apa pun tetap akan baik hasilnya. Asalkan dia serius pada saat mengerjakan dan tidak terganggu konsentrasinya sehingga dapat bekerja secara optimal.

Untuk mengurangi risiko gagal, ada beberapa hal yang perlu dipersiapkan. Yang pertama, penampilan fisik. Perhatikan dengan saksama apalagi bila profesi yang akan dimasuki mensyaratkan penampilan menarik - seperti pramugari, teller bank, atau sekretaris. Sedangkan tentara/polisi lebih menitik-beratkan pada postur ideal antara tinggi dan bobot badan, serta ada persyaratan minimal tinggi badan.

Perhatikan juga cara berpakaian, sebaiknya sesuaikan dengan situasi dan suasana. Misalnya, dalam wawancara untuk calon pramugari sebaiknya tidak mengenakan pakaian yang tidak selayaknya, seperti celana panjang berbahan jins. Atau menggunakan sepatu sandal, meskipun sedang mode.

Kerapian dan kesopanan berpakaian juga dipertimbangkan. Misalnya, tidak mengenakan kemeja yang lengan panjangnya dilipat, atau hanya mengenakan kaus, atau kemeja tidak dimasukkan.

Sikap pun memberikan nilai penting. Yang dimaksud dengan sikap ialah bagaimana si calon karyawan dapat menempatkan diri pada posisi yang tepat. Sebaiknya bersikap wajar saja, tidak dibuat-buat, tetapi juga tidak tegang atau gugup.

Selain itu, biasanya dinilai pula kesopanan yang sesuai dengan norma. Misalnya, tidak tampak menjilat, mengetuk pintu bila akan masuk ruangan, atau kalau belum dipersilakan duduk, ya, jangan duduk dulu. Dalam menjawab pertanyaan tidak bertele-tele, langsung pada inti masalah. Kemudian menjawab secara jujur, tidak perlu ditutup-tutupi. Misalnya, pernah tidak naik kelas atau pernah gagal pada tes di perusahaan lain.

Selain itu, dalam menjawab tidak usah menggurui, meskipun si calon sudah memiliki pendidikan yang cukup tinggi, pengalaman cukup banyak, atau dari segi usia lebih tua daripada si pewawancara.

Jangan pula menjawab dengan sombong, misalnya mengaku sebagai atlet yang sudah keliling ke banyak negara dan memiliki segudang prestasi. Bangga boleh-boleh saja, tetapi kalau hasil psikologi tertulisnya kurang baik, tetap saja tidak lulus.

Yang tidak kalah penting, tidak usah bertanya. Meski merasa optimistis dengan hasil tes tulis dan merasa bisa mengerjakan, calon tidak perlu bertanya mengenai hasilnya. Pada dasarnya wawancara adalah tes juga sehingga hal ini akan mempengaruhi penilaian. Selain itu, situasi yang dihadapi saat itu adalah situasi tes, bukan konsultasi psikologi. Pertimbangkan pula banyak calon lain yang menunggu.

Umumnya, untuk memperoleh informasi penting dari calon karyawan digunakan metode FACT, yaitu:

* F: Feeling. Tentang apa yang dirasakan oleh orang itu. Ditanyakan minatnya, gambaran pekerjaan, apakah juga sudah terbayang.
* A: Action. Mengenai tindakan-tindakan apa yang telah dilakukan.
* C: Condition. Kondisi/situasi/keadaan di mana kejadian itu berlangsung.
* T: Thinking. Mengenai apa yang dipikirkan atau yang diinginkan oleh orang pada saat itu.

Pemahaman yang lebih baik tentang wawancara psikologi akan membuat kita lebih mudah mempersiapkan diri menghadapi jenis wawancara ini. Yang pasti, wawancara psikologi tidak perlu ditakuti dan tidak bisa dibohongi.

Selasa, 19 Januari 2010

Kode 10

Kode sepuluh yang dipergunakan dalam berkomunikasi
Ten Code
10-1 Sulit didengar // Penerimaan buruk 10-41 Mohon pindah ke jalur / channel ...
10-2 Didengar jelas // Penerimaan baik 10-42 ADA KECELAKAAN DI ...
10-3 Berhenti mengudara / memancar 10-43 Kemacetan lalu lintas di ...
10-4 Benar // Dimengerti 10-44 Ada pesan untuk Anda
10-5 Ada pesan untuk disampaikan 10-45 Dalam jangkauan mohon melapor
10-6 Sedang sibuk kecuali ada berita penting 10-46 Memerlukan montir
10-7 Mengalami kerusakan // Tidak dapat mengudara 10-50 Mohon kosongkan jalur / channel
10-8 Tidak ada kerusakan // Dapat mengudara 10-60 Apakah ada pesan selanjutnya ?
10-9 Mohon diulangi 10-62 Tidak dimengerti, melalui telepon saja
10-10 Penyampaian berita selesai 10-63 Tugas / pekerjaan dilanjutkan di ...
10-11 Berbicara terlalu cepat 10-64 Pekerjaan telah selesai / bersih
10-12 Mengundurkan diri karena ada tamu 10-65 Menunggu berita lanjutan
10-13 Laporan keadaan cuaca / jalanan 10-67 Semua unit setuju
10-14 Informasi 10-69 Pesanan telah diterima
10-15 Informasi sudah disampaikan 10-70 KEBAKARAN DI ...
10-16 Mohon dijemput / diambil di ... 10-71 Pesawat KRAP (RIG) yang dipakai
10-17 Ada urusan penting 10-73 Kurangi kecepatan di ...
10-18 Sesuatu untuk kita 10-74 Tidak // Negatif
10-19 Bukan untuk Anda, harap kembali 10-75 Penyebab gangguan
10-20 Lokasi // Posisi 10-76 Dalam perjalanan ke ...
10-21 Kontak / hubungan melalui telepon 10-77 Belum / tidak menghubungi
10-22 Melapor langsung ke ... 10-81 Pesankan kamar di hotel ...
10-23 Menunggu // Stand by 10-82 Pesankan kamar untuk ...
10-24 Selesai melaksanakan tugas 10-84 Nomor telepon
10-25 Dapatkah menghubungi / kontak dengan ... 10-85 Alamat
10-26 Pesanan terakhir kurang diperhatikan 10-89 Butuh montir radio
10-27 Pindah ke jalur / channel ... 10-90 Gangguan pesawat televisi (TVI)
10-28 Nama panggilan // Callsign 10-91 Bicara dekat mikropon
10-29 Waktu hubungan / kontak habis 10-92 Pemancar perlu penyesuaian
10-30 Tidak menaati peraturan 10-93 Apakah frekuensi sudah tepat ?
10-31 Antena yang digunakan 10-94 Berbicara agak panjang
10-32 Laporan sinyal dan modulasi // Radio check 10-95 Mengudara dengan sinyal setiap 5 detik
10-33 KEADAAN DARURAT // EMERGENCY 10-97 Tes pada pemancar
10-34 Butuh bantuan, ada kesulitan di stasiun ini 10-99 Tugas selesai, semua orang selamat
10-35 INFORMASI RAHASIA 10-100 Akan ke kamar mandi
10-36 Jam berapa waktu yang tepat ? 10-200 BUTUH BANTUAN POLISI DI ...
10-37 PERLU MOBIL DEREK DI ... 10-300 BUTUH PEMADAM KEBAKARAN DI ...
10-38 PERLU AMBULANS DI ... 10-400 BUTUH PETUGAS KETERTIBAN UMUM DI ...
10-39 Pesan sudah disampaikan 10-500 BUTUH BANTUAN PROVOST DI ...
10-40 PERLU DOKTER 10-600 BUTUH BANTUAN GARNIZUN DI ...
10-700 BUTUH BANTUAN S.A.R. DI ...
10-800 BUTUH BANTUAN PERUSAHAAN LISTRIK DI .

Kode Morse

Menerima Kode Morse

Mempelajari kode telegrafi sama dengan mempelajari bahasa baru, yaitu BAHASA KODE. Bila diperhatikan, kode telegrafi ini sesungguhnya adalah BAHASA SUARA yang terdiri dari berbagai/kombinasi/variasi antara nada pendek dan nada panjang yang selanjutnya menjadi: Huruf, Angka, Tanda Baca dan Prosedur Signal. Kode telegrafi ini atau disebut juga dengan Continental Code (International Morse) merupakan salah satu kode yang umum dipergunakan dalam dunia komunikasi dengan mode CW.

Beberapa tips untuk memudahkan menerima kode morse dari YB2ZAP,

* Bila telah menguasai nada, irama dan waktu (timing) dari kedua nada, maka sudah dapat dimulai melakukan kombinasi dan variasi nada lainnya.
* Ingat! bahwa anda sedang melafalkan bahasa baru dan bukan mengingat-ingat kumpulan nada-nada panjang dan pendek.

Mulailah membiasakan cara penulisan yang cepat secara santai.

* Usahakan agar konsentrasi dilakukan PADA PEMBACAAN KODE bukan pada gerak jari-jari yang sedang menuliskan huruf-huruf yang diterima.
* JANGAN membaca ulang apa yang telah dituliskan disamping meramalkan kode-kode yang akan keluar berikutnya.

Bila salah satu huruf tidak dapat diingat/diterima, HILANGKAN dan TINGGALKAN. Pusatkan konsentrasi pada kode berikutnya. Bila hal ini tidak dapat dibuang, anda akan selalu ketinggalan dan tidak akan bisa maju. Hal tersebut dapat dikatakan membuang konsentrasi yang tidak perlu.


[edit] Mengapa Kode Morse di Amatir Radio

Pada dunia Amatir Radio, CW atau CONTINUOUS WAVE telah lama dikenal sejak tahun 1900-an. Gelombang radio CW ini adalah unik, karena walaupun penerimaan sinyal kecil oleh karena daya pancar radio transmisi kecil atau bahkan kecil sekali atau mungkin propagasi kurang baik, maka komunikasi dengan CW masih bisa didengar bagi penerima.Oleh sebab itu mengapa CW lebih banyak disukai oleh para amatir radio dunia.

Berdasarkan pengamatan dan pengalaman, hubungan komunikasi dengan CW lebih banyak dijumpai di band-band amatir jika dibandingkan dengan mode lainnya seperti misalnya SSB, RTTY, SSTV, & PSK31 sekalipun.

Suatu pertanyaan yang menarik, mengapa di amatir radio dituntut untuk dapat mengoperasikan ( Menerima & Mengirim ) kode morse. Pada salah satu ketentuan regulasi mengenai amatir radio, IARU ( International Amateur Radio Union ) menyatakan bahwa seorang amatir radio harus dapat menerima dengan telinga dan mengirim dengan tangan kode-kode morse Internasional, walaupun dengan kecepatan rendah. Hal itu bermanfaat jika ada stasiun amatir, atau ada stasiun luar amatir yang masuk pada band-band amatir meminta pertolongan atau marabahaya baik di darat, laut dan udara, maka amatir radio wajib menolong apapun kondisinya.

Pertanyaan lainnya adalah mengapa harus CW dan mengapa bukannya SSB, RTTY, Data, dsbnya yang lebih cepat berita pengirimannya dll. Dengan mengoperasikan CW, sinyal yang lemah sekalipun masih dapat didengar/dibaca oleh penerima. Oleh sebab itu Kode morse masih merupakan keandalan bagi setiap stasiun radio. Sebaliknya dengan SSB, RTTY atau Data sekalipun jika sinyal pancarannya lemah belum tentu penerimaannya sempurna atau paling tidak mudah didengar atau dibaca penerima.

Namun masih banyak para amatir radio masih apriori terhadap kehadiran mode CW. Hal ini wajar saja, karena mungkin CW adalah sulit untuk dipelajari dan belajarnya tidak bisa dalam waktu singkat langsung mahir.

Dari pengalaman, Niat dan kesabaran adalah modal utama dalam mempelajari kode morse . Jika anda seorang DX-er atau hobby berkomunikasi antar Negara atau antar Benua, maka pada pengoperasian Low band ( misalnya pada band 160 m, 80 m & 40 m ), yang paling mudah untuk berkomunikasi adalah dengan mode CW. Karena Tone pada mode CW tersebut dapat menembus noise/gangguan yang biasanya terdapat pada low band tersebut.


[edit] Continuous Wave (CW)

Untuk mengenal Kode morse maka, pertama-tama kita harus mempelajari terlebih dahulu sandi-sandi pada setiap huruf, angka & tanda-tanda baca. Berikut ini rumusan dari Kode morse Internasional yang dikenal:

. Titik/Dit/Dot (Nada Pendek)
_ Garis datar/Dah/Dash (Nada Panjang)


Huruf-huruf :

A .- K -.- U ..-
B -... L .-.. V ...-
C -.-. M -- W .--
D -.. N -. X -..-
E . O --- Y -.--
F ..-. P .--. Z --..
G --. Q --.-
H .... R .-.
I .. S...
J .--- T–


Angka-angka :

1 .---- 6 -....
2 ..--- 7 --...
3 ...-- 8 ---..
4 ....- 9 ----.
5 ..... Ø -----


Tanda Baca :

. Titik .-.-.-
, Koma --..--
? Tanda Tanya ..--..
( Kurung Buka -.--.
) Kurung Tutup -.--.-
= Sama Dengan -...-
- Garis Datar -....-
/ Garis Miring -..-.
“ Kutip .-..-.
‘ Petik .----.
: Titik Dua ---...
; Titik Koma -.-.-.

Tanda lainnya:

VVV ...-...-...- Persiapan Transmisi/Perhatian
KA -.-.- Perhatian
SN ...-. Awal Pengiriman Berita
AR .-.-. Akhir Pengiriman Berita
AS .-... Tunggu Sebentar
SK ...-.- Akhir Seluruh Transmisi
HH ........ Kesalahan Kirim Huruf/error
SOS ...---... Tanda Marabahaya
KN -.--. Komunikasi berlangsung 2 arah namun orang lain tidak boleh break-in
K -.- Ganti/over

Masih banyak lagi singkatan kata-kata yang lazim dipergunakan pada komunikasi CW. Singkatan kata-kata yang sering digunakan dalam komunikasi CW di lampirkan di Apendix.Untuk memudahkan latihan kode morse, sebaiknya kode morse di kelompokan menjadi,

1. . .. ... .... EISH
2. - -- --- TMO
3. .- ..- ...- AUV
4. -. -.. -... NDB
5. .-. .-.. ..-. RLF
6. -.- -.-. -.-- -..- KCYX
7. .-- .--- .-- WJP
8. --. --.. --.- GZQ


[edit] Laporan Sinyal Dengan CW

Laporan sinyal dengan CW adalah dengan menambahkan Nilai Tone pada RST. RST adalah Readebility Signals Strenght Tone maksudnya adalah pembacaan sinyal & tone yang dapat diterima. Pada dunia amatir radio, RST yang sah adalah minimal 339. Oleh karena itu usahakanlah Tone yang didengar oleh penerima pancaran sinyal anda tidak mengalami gangguan atau distorsi kwalitas, walaupun sinyal transmisi anda lemah dsbnya.

Arti lengkap dari laporan RST adalah,

R = READIBLITY
1 = Unreadable
= Tidak terbaca
2 = Barely readable, occasionaly words distinguis
= Hampir tidak terbaca, kata-kata kadang-kadang dapat dikenal
3 = Terbaca dengan mengalami kesukaran
4 = Terbaca, praktis tidak mengalami kesukaran
5 = Jelas terbaca

S = SIGNAL STRENGTH
1 = Signal halus hampir tidak dapat dirasa/dilihat
2 = Signal sangat lemah
3 = Signal lemah
4 = Signal sedang
5 = Signal sedang sampai baik
6 = Signal baik
7 = Signal agak kuat
8 = Signal kuat
9 = Signal kuat sekali

T = TONE
1 = Tone 60 Cycle AC, kasar sekali dan lebar
2 = Tone AC sangat kasar dan lebar
3 = Tone AC kasar, diratakan tapi tidak disaring
4 = Tone kasar dan disaring
5 = Tone AC yg diratakan dan disaring dengan getaran pada modulasi
6 = Tone yg disaring dengan getaran terbatas pada modulasi
7 = Tone mendekati baik, getaran masih terdengar
8 = Tone mendekati sempurna dan masih terdengar getaran lemah
9 = Tone yg sempurna


[edit] Cuplikan Komunikasi Dalam Mode CW

Biasanya pada komunikasi CW, sinyal tidaklah diutamakan pada komunikasi jarak jauh amatir radio, yang terpenting adalah kwalitas tone dan ketukan anda. Dengan adanya tone yang baik didengar dan ketukan yang mendekati sempurna, maka seorang amatir radio akan merasakan kepuasan dan kebanggaan tersendiri dalam komunikasi CW.

Contoh QSO dalam CW pada band 21 MHz :

YBØDPO : CQ DX CQ CQ DX DE YBØDPO YBØDPO PSE K
W1WF : DE W1WF W1WF AR K
YBØDPO : W1WF GM GM TNX FOR CALL UR RST 579 579 HERE MY NAME IS DUDY DUDY, QTH IS
JAKARTA JAKARTA, SO HW CPI OM? W1WF DE YBØDPO KN
W1WF : YBØDPO DE W1WF, TNX FOR CALL UR RST 599 5NN
MY NAME IS TOM TOM QTH IS NEW HAMPSHIRE/NH NH AR YBØDPO DE W1WF KN
YBØDPO : W1WF DE YBØDPO - OK TOM TNX FB QSL QSL SURE VIA BURO BEST 73 CUL TOM, W1WF DE YBØDPO AR SK TU E E
W1WF : YBØDPO DE W1WF - YES DUDY TNX FER QSO THE QSL IS OK 73 CUL GE DUDY, YBØDPO DE W1WF SK TU E E

(Demikian seterusnya........)

Namun ada lagi komunikasi dengan stasiun langka yang istilahnya di Pile up (= Banyak amatir radio dunia yang memanggilnya ). Hal ini cukup panggil stasiun langka tersebut dan jika ada jawaban darinya maka, kirim saja laporan sinyal 599 dan selesai.

Misal QSO dengan stasiun langka pada band 21 Mhz :

3X1MX : QRZ DE 3X1MX 3X1MX K.....
PileUps: ..WT.,!!/#.....
3X1MX : HA3...HA3 599 BK
HA3DF : DE HA3DF HA3DF TNX UR 599 BK
3X1MX : HA3DF TU DE 3X1MX QRZ K

( Demikian seterusnya........ )


[edit] Kecepatan Kata Per Menit (WPM)

Setelah sudah hafal baik huruf, tanda baca, dan angka. Maka yang perlu di tingkatkan adalah kecepatan/speed pada kata-kata per menit atau yang lazim disebut WPM (= Words Per Minutte ). Maksudnya adalah berapa kata-kata per menit setiap ketukan atau penerimaan kode morse itu.

Pengalaman yang ada menunjukan bahwa manusia dapat meningkatkan kecepatan menerima dan mengirim kode morse dari 5 WPM sampai dengan 50 WPM. Lebih dari 50 WPM penulis belum pernah menemukan dan kami kira hanya ketukan dengan mesin saja yang dapat melaksanakannya.


[edit] Bagaimana Menaikan Kecepatan Morse

Untuk menaikkan kecepatan sebenarnya mudah saja, seringnya latihan menerima dan mengirim kode morse Internasional dengan sendirinya kecepatan makin lama akan makin meningkat, biasanya periode kenaikan kecepatan setiap 5 WPM. Hal itu membutuhkan waktu yang tidak sedikit. Rata-rata membutuhkan waktu antara 6 bulan sampai 1 tahun tergantung porsi latihan itu sendiri. Dalam menaikkan kecepatan usahakan latihan setiap hari menerima dan mengirim kode morse dan minimal 1 jam dalam sehari. Lebih banyak waktu untuk latihan dalam sehari maka, semakin baik.


[edit] Kode Q

Sumber: YB2ZAP

Kode Q ini dipergunakan dalam komunikasi CW dan merupakan singkatan dari suatu kebutuhan komunikasi antar stasiun radio amatir. Kode Q ini dapat dipergunakan secara luas dalam sistem komunikasi dengan CW, baik oleh Militer, Perusahaan, Pemerintahan dan stasiun-stasiun radio lainnya.

Kode Q hanya terdiri dari 3 (tiga) huruf yang diawali dengan huruf Q dan merupakan suatu: Informasi, Penjelasan, Situasi, Kondisi, Tindakan dan lain-lain.

Kode Q ini merupakan PERNYATAAN dari satu pihak/stasiun, dan di lain pihak merupakan JAWABAN/PERNYATAAN yang diinginkan.

Kode Q ini diawali dengan QAA sampai dengan QZZ dan dipergunakan untuk berbagai macam keperluan, seperti: Keadaan Cuaca, Perjalanan, Penerbangan, Pelayaran, Kegiatan-kegiatan SAR dan lain-lain. Sedangkan untuk komunikasi dipergunakan mulai ORA sampai dengan QUZ.


[edit] Komunikasi Jarak Jauh Dengan CW

Komunikasi jarak jauh dengan CW sebenarnya sungguh menyenangkan, karena dengan peralatan komunikasi apa adanya saja kita dapat melakukan komunikasi itu. Misal : kondisi antenna dengan menggunakan dipole atau vertical antenna saja sudah dapat komunikasi jarak jauh ( DX ).

Tips-tips dalam memulai komunikasi jarak jauh yang baik:

* Siapkan Log book, alat tulis dan kertas kosong
* Jika mempunyai PC bukalah Program software Log system
* Isi terlebih dahulu tanggal, band, dan mode yang akan dipergunakan sebelum mulai berkomunikasi
* Lakukan ketukan dengan baik dan benar, usahakan jangan banyak salah dalam mengetuk kode morse
* Jangan gugup dan tegang dalam berkomunikasi
* Jangan terlalu banyak meminta repeat/ulang ketukan yang dikirim oleh stasiun DX
* Konsentrasi penuh penerimaan ketukan dari stasiun DX
* Catat UTC Time, Call stasiun, nama dan laporan sinyal yang diterima
* Jangan terlalu cepat dan terlalu lambat dalam mengetuk, arti kata lain standard ketukan (Rata-rata 12 – 28 WPM). * Jangan mengetuk dengan gaya bahasa yang tidak dimengerti oleh stasiun DX.
* Persingkatlah sedapat mungkin komunikasi anda.
* Anggaplah bahwa teman berkomunikasi DX dengan anda itu adalah sahabat anda.


[edit] CW Contest

CW contest umumnya hampir sama dengan SSB Contest, perbedaannya hanya menambah Laporan sinyal ditambah dengan Tone pada RSTnya saja. Jika pada SSB laporan sinyal adalah 59 ( RS ), tetapi apabila CW laporan sinyalnya menjadi 599 ( RST ).

Kegiatan kontes biasanya diselenggarakan pada hari Sabtu dan Minggu atau week-end pada setiap bulannya, untuk itu rencanakanlah bahwa kontes apa yang akan dikuti dan buatlah program terencana mengenai persiapan sarana pendukung serta alat komunikasi yang layak pakai.

Dalam kontes CW jika ingin memenangkannya, maka penulis mempunyai pengalaman mengenai alat-alat apa saja yang perlu disiapkan sebelum kontes di mulai seperti:

* Transceiver, Antenna ( Directional ) dan SWR meter/tuner
* Power supply
* Rotator antenna
* Booster/Linier Amplifier ( Jika ada )
* PC atau Notebook
* Logging software untuk kontes
* Digital UTC & Local time Clock
* Diskette untuk Back up data

Disamping itu tentunya operator yang akan mengoperasikan pada kegiatan CW Contest yang dimaksud juga dalam keadaan kondisi prima, oleh karena kontes yang akan diikuti akan memakan waktu 48 Jam ( 2 hari ) sehingga operator tersebut sangat jarang beristirahat pada hari kontes itu.

Sepanjang pengetahuan penulis bahwa kegiatan kontes dunia yang bergengsi adalah sebagai berikut :

* CQ World Wide DX CW Contest (Diadakan setiap tahun pada minggu ke-empat bulan November )
* CQ World Wide WPX CW Contest ( Diadakan setiap tahun pada minggu ke-empat bulan Mei )
* IOTA DX Contest ( Diadakan setiap tahun pada Minggu ke-empat bulan Juli)
* Worked All Europe ( Diadakan setiap tahun pada Minggu ke-Dua bulan Agustus)


[edit] Untuk Apa Mengikuti CW Contest?

Suatu pertanyaan yang bagus, untuk apa mengikuti kontes apalagi dari segi finansial tentu akan mengeluarkan biaya yang tidak sedikit. Hal ini perlu jawaban yang rinci. Kontes diikuti adalah sebagai kebanggaan tersendiri bagi seorang operator, karena kontes diikuti biasanya ribuan orang di seluruh dunia. Memang dari segi finansial kita memikirkan juga nanti mengenai biaya pemakaian listriknya, pencetakan QSL card, biaya pengiriman QSL card ke luar negeri, biaya administrasi (Alat tulis dll), termasuk biaya konsumsi dll.

Apabila operator yang mengikuti kontes tersebut ternyata menjuarainya, maka hal ini bukan saja kebanggaan diri saja, namun juga organisasinya baik di tingkat lokal, daerah atau Nasional dan bahkan negaranya. Paling tidak ada perwakilan dari setiap Negara yang mengikuti kontes yang diikuti.

Oleh karena kegiatan kontes merupakan sarana latih diri dan penyaluran hobby maka, hal ini tidak boleh menyimpang dari kode etik amatir radio yang telah diketahui bersama.


[edit] Apa Perlu QSL Manager?

Jika anda hobby dalam komunikasi DX dan aktif di band-band amatir radio seperti mengikuti kontes-kontes internasional maka, sebaiknya anda mempunyai QSL manager yang professional. QSL Manager adalah orang yang mengelola kartu QSL yang masuk dan yang dikirim oleh manager sepanjang ada perjanjian tertulis dari operator dengan manager yang ditunjuk. Sehingga operator tidak perlu memikirkan biaya cetak QSL card dan pengirimannya akan tetapi operator berkewajiban mengirim log sheet atau software log sheet kepada managernya.

Tips-tips dalam memilih manger yang professional :

* Cari tahu lowongan manager yang terdapat pada internet (Cari di Yahoo : QSL Manager Society)
* Hubungi manager yang diinginkan melalui korespondensi (Surat atau e-mail) dan beritahu bahwa anda ingin mempunyai QSL manager.
* Tanyakan pada calon manager apakah dia juga dapat mengelola award-award yang diinginkan anda.
* Tanyakan QSL card yang dicetak dan bagaimana prosedurnya.

Beberapa saran apabila anda ingin mempunyai QSL Manager, yaitu :

* Cari Call sign manager yang mudah di ingat
* Cari Manager orang Amerika, Eropa barat atau Jepang.
* Cari tahu Umur manager yang akan ditunjuk Misal : Buckmaster Call book dsbnya.
* Beritahulah secara terbuka bahwa anda tidak mempunyai waktu untuk mengurus QSL card padahal anda hobby komunikasi DX.
* Kirim Copy dari data Izin Amatir radio, pas photo (1 Lembar) dan beritahu perangkat yang digunakan untuk DX-ing.

Besar harapan kami bahwa akan semakin banyak para amatir radio yang menyenangi CW dan berkomunikasi DX dengan mode CW.

Antenna 2 meter band

Antena Dipole dan Monopole

Salah satu bagian penting dari suatu stasiun radio adalah antena, ia adalah sebatang logam yang berfungsi menerima getaran listrik dari transmitter dan memancarkannya sebagai gelombang radio. Ia berfungsi pula sebaliknya ialah menampung gelombang radio dan meneruskan gelombang listrik ke receiver.

Kuat tidaknya pancaran kita yang sampai di pesawat lawan bicara, sebaliknya baik buruknya penerimaan kita tergantung dari beberapa faktor. Faktor pertama adalah kondisi propagasi, faktor kedua adalah posisi stasiun (posisi antena) beserta lingkungannya, faktor ketiga adalah kesempurnaan antena. Untuk pancaran ada faktor ke-empat ialah kelebaran bandwidth pancaran kita dan faktor kelima adalah power.

Seringkali agar pancaran kita cukup besar diterima setasiun lawan bicara, kita berusaha menaikkan power dengan tanpa memperhatikan faktor-faktor lain tersebut di atas. Memang usaha memperbesar power secara teknis merupakan usaha yang paling mudah, akan tetapi rasanya ini adalah usaha yang kurang efektif dan cenderung merupakan suatu pemborosan.

Mengenai propagasi dan posisi stasiun, kita cenderung tidak dapat berbuat banyak. Faktor bandwidth pancaran dapat dikatakan bahwa makin sempit bandwidth makin kuatlah pancaran kita, ini ada batasnya mengingat faktor readibility.

Sebatang logam yang panjangnya 1⁄4 Lambda (λ) akan beresonansi dengan baik bila ada gelombang radio yang menyentuh permukaannya. Jadi bila pada ujung coax bagian inner kita sambung dengan logam sepanjang 1⁄4 λ dan outer-nya di ground, ia akan menjadi antena. Antena semacam ini hanya mempunyai satu pole dan disebut monopole (mono artinya satu). Apabila outer dari coax tidak di-ground dan disambung dengan seutas logam sepanjang 1⁄4 λ lagi, menjadi antena dengan dua pole dan disebut dipole 1⁄2 λ (di artinya dua).

Antena dipole bisa terdiri hanya satu kawat saja disebut single wire dipole, bisa juga dengan dua kawat yang ujung-ujungnya dihubungkan dinamakan two wire folded dipole, bisa juga terdiri atas 3 kawat yang ujung-ujungnya disambung dinamakan three wire folded dipole.

Antena lain yang juga mempunyai dua pole adalah antena delta loop rhombic, quad dan cubical quad. Dalam tulisan ini hanya dibicarakan single wire dipole.


[edit] Menghitung Lambda (Panjang Gelombang)

Cepat rambat gelombang sama dengan cahaya ialah 300.000.000 meter/detik, sedangkan gelombang tersebut bergetar sejumlah f cycle/detik (f = frekuensi). Misalnya frekuensinya 6 MHz (mega artinya juta), maka setiap detik ia bergetar 6.000.000 kali. Kita tahu bahwa satu Lambda (λ) adalah jarak yang ditempuh oleh gelombang selama satu kali getar.

Sehingga panjang satu Lambda adalah :

300.000.000 m/detik
λ = _______________________________
f cycle/detik

Kalau f dalam MHz dan λ dalam meter, maka rumusnya menjadi :

300
___________
λ= ............................. rumus 1)
f


[edit] Lambda Antena

Rumus 1) di atas adalah panjang gelombang di udara. Cepat rambat gelombang listrik pada logam itu lebih kecil, ialah 0.95 kali gelombang radio di udara. Jadi untuk menghitung Lambda antena, rumus 1) tersebut menjadi:


300
λ = ___________ x 0.95
f


75
1⁄4 λ = ___________ x 0.95 ............................. rumus 2)
f

dimana λ dinyatakan dalam meter dan f dalam MHz.

Antena dipole untuk frekuensi 7.050 MHz, dengan rumus di atas akan didapatkan panjang setiap sayapnya 9.99 meter atau dibulatkan 10 meter, panjang 10 meter ini dinamakan panjang theoritis. Panjang theoritis tersebut belum dapat langsung kita gunakan karena faktor pengaruh lingkungan belum diperhitungkan, kita tahu bahwa pengaruh lingkungan di setiap lokasi itu berbeda. Perhitungan theoritis ini mutlak diperlukan agar kita bisa memulai percobaan, tanpa perhitungan theoritis kita tidak akan bisa mengetahui dari mana kita akan memulai percobaan.

Kita ketahui bahwa lingkungan sangat berpengaruh terhadap panjang theoritis, terutama apabila antena itu dipasang rendah. Untuk itu, maka dalam praktek panjang theoritis tersebut harus diberikan koreksi yang dinamakan koreksi lingkungan. Penyesuaian dengan lingkungan itu dilakukan dengan metoda trial and error. Metoda trial and error adalah suatu metoda ilmiah yang digunakan apabila ada dua variabel yang saling tergantung atau bila ada beberapa variabel yang tidak dapat diukur besarnya.


[edit] Polarisasi

Gelombang elektromagnet yang melaju di udara atau di angkasa luar terdiri atas komponen gaya listrik dan komponen gaya magnet yang tegak lurus satu sama lain. Gelombang radio yang memancar dikatakan terpolarisasi sesuai arah komponen gaya listriknya. Untuk antena dipole maka polarisasinya searah dengan panjang bentangannya, bila antena tersebut dipasang horizontal, maka polarisasinya horizontal pula.

Agar dapat menerima gelombang radio secara baik, maka antena harus mempunyai polarisasi yang sama dengan polarisasi gelombang radio yang datang. Arah polarisasi ini akan tetap sepanjang lintasan gelombang radio kecuali bila gelombang tersebut sudah dipantulkan oleh ionosphere, maka polarisasinya bisa berubah. Untuk itu, maka antena untuk keperluan komunikasi jarak jauh pada HF atau MF dapat dibuat vertikal atau horizontal.

Pada band MF dan HF, biasanya kita gunakan polarisasi horizontal sedangkan untuk VHF (pada radio 2 meteran) biasa digunakan polarisasi vertikal. Kita tahu bahwa pancaran VHF tidak menggunakan pantulan ionosphere sehingga polarisasinya sampai ke antena pesawat lawan bicara masih tetap vertikal. Sedangkan pesawat 2 meteran banyak dipasang pada mobil dan antena mobil hanya bisa vertikal saja.


[edit] Gain Antena

Pancaran gelombang radio oleh antena makin jauh makin lemah, melemahnya pancaran itu berbanding terbalik dengan kuadrat jaraknya, jadi pada jarak dua kali lipat kekuatannya menjadi 1/(2 * 2) atau seperempatnya. Angka tersebut masih belum memperhitungkan melemahnya pancaran karena hambatan lingkungan dalam perjalanannya.

Kecuali sifat tersebut di atas, sifat lain dari antena adalah bahwa kekuatan pancaran ke berbagai arah cenderung tidak sama. Pancaran gelombang radio oleh antena vertikal mempunyai kekuatan yang sama ke segala arah mata angin, pancaran semacam ini dinamakan omni-directional. Pada antena dipole, pancaran ke arah tegak lurus bentangannya besar sedang pancaran ke samping kecil, pancaran semacam ini disebut bi-directional.

Dalam teknik radio kekuatan pancaran ke segala arah digambarkan sebagai pola pancaran (radiation pattern) seperti terlihat pada gambar berikut ini. Pola 1 adalah pola pancaran antena dipole (antena 1), apabila ada antena lain (antena 2) yang mempunyai pola radiasi seperti pada pola 2, maka titik A akan menerima signal lebih kuat daripada pancaran antena 1, dikatakan bahwa antena 2 mempunyai GAIN. Gain dinyatakan dengan dB, sebagai pembanding untuk menentukan besarnya gain adalah dipole.
[edit] Konfigurasi Antena Dipole

Berbagai macam cara untuk memasang antena tergantung dari tersedianya space yang dapat diguakan untuk memasangnya. Antena single wire dipole dapat dipasang horizontal (sayap kiri dan kanan sejajar dengan tanah), dapat pula dipasang dengan konfigurasi inverted V (seperti huruf V terbalik), dengan konfigurasi V (seperti huruf V), konfigurasi lazy V (ialah berentuk huruf V yang tidur) atau dapat juga konfigurasi sloper (miring).

Antena dipole dapat dipasang tanpa menggunakan balun akan tetapi bila feeder line menggunakan coaxial cable sebaiknya dipasang balun 1:1 karena coaxial cable itu unbalance, sedangkan antenanya balance, agar diperoleh pola radiasi yang baik.
[edit] Cara Matching Antena Dipole

Cara matching antena yang baik ialah dengan menggunakan alat khusus ialah DIP METER dan IMPEDANCE METER atau dapat juga menggunakan SWR ANALYZER. Apabila alat tersebut tidak tersedia, matching dilakukan dengan menggunakan transceiver dan SWR meter.

Pertama-tama pasanglah antena dengan konfigurasi yang dikehendaki. Pasanglah SWR meter diantara transceiver dengan transmission line (coaxial cable).. Selanjutnya atur transceiver pada power yang paling rendah, sekitar 5-10 Watt dengan mode AM atau CW. Tentukan frekeuensi kerja yang dikehendaki, misalnya 3.850 MHz.

Coba transmit sambil mengamati SWR meter, putarlah tombol pengatur frekuensi sedemikian sehingga didapatkan Standing Wave Ratio (SWR) yang paling rendah. Bila frekuensi tersebut lebih rendah dari 3.850 MHz berarti sayap-sayap dipole terlalu panjang, jadi harus diperpendek. Bila frekuensi terlalu tinggi berarti sayap-sayap dipole-nya terlalu pendek. Untuk memperpanjang haruslah disambung, ini kurang menyenangkan. Jadi pemotongan awal antena harus dilebihi dari panjang theoritis, dan pada waktu dipasang dilipat balik sehingga panjangnya sama dengan panjang theoritis.

Bila frekuensi match terlalu rendah, perpendek antena 10 CM setiap sayapnya. Bila masih terlalu rendah diperpendek lagi. Begitu seterusnya sehingga diperoleh SWR yang rendah ialah kurang dari 1:1.5.

Cara memendekkan tidak dengan dipotong tetapi dilipat balik dan menumpuk rapat, lipatan yang mencuat akan membentuk capasitance head dan mempengaruhi SWR

Antena dipole dapat dioperasikan secara harmonic, ialah dipekerjakan pada frekuensi kelipatan ganjil dari frekuensi kerja aslinya.

Misalnya antena untuk 7 MHz dapat pula digunakan untuk bekerja pada 21 MHz (kelipatan 3). Tentu saja SWR-nya akan lebih tinggi daripada bila digunakan pada frekuensi aslinya.

Penempatan antena disarankan agak jauh dari kawat telepon dan kawat listrik untuk menghindari timbulnya telephone interference dan television interference. Bentangan antena yang sejajar dengan kawat telepon atau kawat listrik dengan jarak kurang dari lima meter akan dapat menimbulkan gangguan pada pesawat telepon, televisi dan perangkat audio lainnya.

Makin rendah letak antena, sayap-sayapnya cenderung makin pendek. Untuk itu dalam pekerjaan matching, antena diletakkan pada ketinggian yang sebenarnya. Begitu pula diameter kawat akan berpengaruh terhadap panjangnya, makin besar diameter makin pendek antenanya, Hal ini disebabkan karena kapasitansi antena terhadap bumi. Matching antena pada saat tanah basah, misalnya sehabis turun hujan, sayap dipole menjadi lebih pendek.

Kecuali itu dalam pemasangan antena perlu memperhatikan lingkungan yang mungkin mengganggu antena itu sendiri. Misalnya adanya atap dari bahan seng atau atap rumah yang dilapisi dengan aluminium foil cenderung akan menyulitkan matching antena.
[edit] Trap Dipole dan Trap Monopole

Untuk stasiun radio yang space antenanya terbatas dapat diatasi dengan membelokkan ujung antena disesuaikan ruangan yang tersedia. Cara lain adalah dengan menggunakan antena trap dipole, antena dengan satu trap dapat bekerja pada 3 band. Berikut ini diberikan contoh pembuatan antena dengan satu trap yang mampu bekerja pada band 80 meter, 40 dan 15 meter dengan kepanjangan total sekitar 21-23 meter.

Panjang sayap bagian dalam a sekitar 10 meter dan panjang sayap bagian ujung b sekitar 1.5 sampai 2 meter. Panjang bagian-bagian tersebut sangat tergantung pada lingkungan, sehingga harus dicoba-coba, sedang ukuran trap adalah 80 μH.

Setelah antena dipasang penuh, matching pertama dilakukan pada band 40 meter, segmen sayap a diatur panjangnya sehingga match pada frekuensi yang dikehendaki, misalnya pada 7.050 MHz.

Bila antena sudah match pada ferkuensi tersebut, pekerjaan dilanjutkan pada band 80 meter. Dengan mengatur sayap-sayap bagian ujung (segmen b) antena diusahakan match pada frekuensi yang dikehendaki, misalnya pada frekuensi 3.850MHz.

Setelah itu, kembali check lagi pada band 40 meter, bila keadaan tetap seperti semula maka pekerjaan matching selesai. Pengaturan panjang segmen sayap bagian ujung (bagian a) dilakukan sedikit-sedikit karena bagian ini lebih peka daripada segmen bagian a.

Untuk band 15 meter tidak perlu dilakukan matching karena band 15 meter menggunakan harmonik.

Apabila ruangan masih juga belum cukup untuk membentangkan trap dipole ini, maka dapat ditempuh jalan dengan memasang satu sayap saja dari antena trap dipole. Antena disambungkan pada inner dari ciaxial cable, sedangkan outer dari coaxial cable di-ground. Antena ni dinamakan monopole, istilah lengkapnya multiband trap monopole.
[edit] Rotary Dipole

Antena dipole dapat pula dibuat dari pipa aluminium, antena semacam ini bisa diputar- putar sehingga dinamakan rotary dipole. Untuk band-band 10 meter sampai dengan 40 meter, masih dapat dibuat dengan panjang 1⁄2 lambda penuh.

Akan tetapi untuk band 80 meter akan sulit konstruksinya karena terlalu panjang sehingga ujung-ujungnya akan melengkung dan tidak kuat. Dengan menggunakan cara seperti pada trap dipole, maka rotary dipole dapat dibuat untuk band 80 meter.

Dengan mengubah-ubah jumlah gulungan pada trap dan mengubah-ubah letak trap, antena trap dipole dapat diatur panjangnya sesuai kebutuhan, dengan konsekuensi tidak dapat digunakan untuk 3 bander oleh rekan-rekan amatir radio. Untuk mengubah-ubah jumlah gulungan dan mengubah-ubah letak trap tidak dibahas disini dan rekan-rekan amatir radio dipersilahkan untuk bereksperimen sendiri.
[edit] Multiband Vertical

Apabila ruangan yang tersedia begitu sempitnya sehingga untuk membentangkan antena trap monopole secara horizontal tidak cukup, maka antena trap monopole dapat dipasang dengan konfiguasinya vertikal. Tentu saja antena ini tidak dapat lagi dibuat dari kawat akan tetapi harus dari pipa aluminium seperti halnya dengan rotary dipole.

Antena vertikal semacam ini agar bisa bekerja dengan baik diperlukan sejumlah ground plane yang dipasang pada pangkal antena dan dihubungkan dengan outer dari coaxial cable. Ground plane dibuat untuk masing-masing band, dihubungkan dengan outer coaxial cable dan dipasang horizontal. Ground plane dibuat juga dengan trap, akan tetapi lilitan trap dibuat lebih banyak sedemikian sehingga ground plane bisa pendek.


[edit] Balun

Balun adalah alat yang digunakan untuk menyesuaikan impedansi antara antena dengan coaxial cable ia digunakan juga untuk menghubungkan antara feeder line yang unbalance misalnya coaxial cable dengan antena yang balance misalnya antena dipole.

Balun dapat dipandang sebagai suatu transformator untuk link kopling antara feeder line dengan antena. Ia terdiri atas gulungan kawat diatas ferrite ( batangan atau toroidal) atau dapat juga inti udara. Balun dengan inti ferrite, harus diperhatikan pemilihan jenis ferritenya.

Di pasaran terdapat berbagai jenis toroid, jenis-jenis tersebut mempunyai sifat yang berbeda ialah response-nya terhadap frekuensi. Ada toroid untuk frekuensi audio dan toroid untuk flter AC (frekuensi rendah), ini tidak cocok untuk balun. Ferrite batangan digunakan untuk antena radio MW (frekuensi tinggi) bisa digunakan.
[edit] Feeder Line

Feeder line atau transmission line adalah penghubung antara antena dan transceiver, ia berfungsi untuk meneruskan getaran listrik dari transceiver ke antena dan sebaliknya. Berbagai macam feeder line yang dapat digunakan oleh rekan-rekan amatir radio.

Coaxial cable banyak dipakai oleh rekan-rekan karena mudah didapatkan di pasaran serta mudah handlingnya, misalnya coaxial cable nomor RG-8/U atau RG-58/U mempunyai impedansi 50 OHM.

Twin lead agak sulit ditemukan di pasaran, jenis ini terkenal dengan nama feeder TV, umumnya mempunyai impedansi 300 OHM. Sedangkan open wire feeder atau terkenal dengan julukan tangga monyet dapat dibuat sendiri, impedansinya dapat diatur sesuai kebutuhan, umumnya sampai 600 OHM.

Characteristic impedance dari open wire feeder ( Ζo) adalah fungsi dari diameter kawat (d) dan jarak antara kedua kawat (D), dapat diperhitungkan dengan rumus berikut.

Suatu kecenderungan menunjukkan bahwa makin tinggi impedansi feeder line makin kecil losses-nya. Kecenderungan lain mengenai losses pada transmission line ialah bahwa makin tinggi frekuensi, losses cenderung makin besar. Untuk itu, maka pada band-band VHF ke atas, diusahakan agar transmission line sependek mungkin.


[edit] Antenna VHF Sederhana

Ditempat-tempat terpencil atau dalam keadaan darurat sering diperlukan daya improvisasi untuk membuat antena dari bahan-bahan yang terdapat disekeliling kita. Antena sederhana ini dapat dibuat dari bahan sembarang logam yang bisa didapatkan misalnya sepotong kawat jemuran atau sepotong pipa kecil bekas rak piring atau sebatang ruji sepeda. Untuk antena VHF 2 meteran, konfigurasi antena yang digunakan adalah vertikal, untuk memperoleh polarisasi vertikal.

Batang logam yang didapat tersebut dipotong sepanjang 1⁄4 Lambda dan disambung dengan inner dari coaxial cable. Antena semacam ini sudah dapat digunakan dengan cukup bagus.

Untuk lebih sempurna dapat ditambahkan ground plane yang dihubungkan dengan outer dari coaxial cable 3 atau 4 biji dipasang horizontal. Panjang masing-masing ground plane 1⁄4 lambda, antena semacam ini disebut antena ground plane.

Kecuali antena ground plane, antena VHF sederhana yang lain adalah antena dipole yang dipasang vertikal. Pada antena ini harus diperhatikan tarikan coaxial cable ialah harus tegak lurus arah dipole atau coax jangan sampai sejajar dengan dipole.
[edit] Antenna Yagi

Sebelum kita berbicara tentang antena Yagi atau antena pengarah marilah kita menengok terlebih dahulu antena isotropic. Antena isotropic adalah antena yang memancarkan radiasi ke segala jurusan ke samping, ke atas dan ke bawah dengan kuat pancaran yang sama. Apabilka kita gambarkan pola radiasinya maka akan berbentuk bola. Antena ini tidak pernah ada, ini hanya digunakan untuk pembicaraan theoritis.

Antena isotropic ini berbeda dengan antena omni directional, antena omni directional mempunyai kuat pancar yang sama ke segala penjuru mata angin akan tetapi ke atas dan ke bawah tidak sama. Antena vertikal 1⁄4 Lambda mempunyai sifat ini.

Untuk keperluan terutama komunikasi jarak jauh dan tidak diperlukan QSO dengan stasiun-stasiun yang berada di berbagai jurusan, maka sering diperlukan antena pengarah agar pancaran pada arah yang dikehendaki menjadi lebih besar. Tentu saja mengandung konsekuensi bahwa pancaran ke arah yang lain menjadi relatif mengecil.

Kita perhatikan gambar, pola 1 adalah pola pancaran antena dipole. Bila pada antena dipole diberikan sebuah reflektor dan director, maka akan kita peroleh pola pancaran seperti tergambar pada sebagai pola 2. Pancaran ke satu arah akan menjadi lebih jauh sedangkan pancaran ke jurusan lainnya akan menjadi jauh lebih kecil.

Antena pengarah dikatakan mempunyai gain, yang dinyatakan dalam dB. Gain adalah perbandingan logarithmik antara power antena dibandingkan dengan dipole 1⁄2 Lambda. Apabila sebagai pembanding digunakan antena isotropic, maka gain dinyatakan dalam dBi. Misalnya antena dipole 1⁄2 Lambda mempunyai gain sebesar +2.1 dBi terhadap isotropic. Akan tetapi pada umumnya gain suatu antena yang digunakan pembanding adalah dipole 1⁄2 Lambda.

Misalnya power suatu antena pada titik A (periksa gambar 1) adalah Pa sedangkan power dipole 1⁄2 Lambda di tempat itu sebesar Pd, maka gain antena :

Mengukur gain suatu antena praktis tidak pernah dilakukan karena untuk pekerjaan ini diperlukan suatu sangkar Farraday yang cukup besar. Misalnya untuk penelitian gain antena 35 CM perlu sangkar Farraday sebesar 6 x 6 x 6 meter. Makin rendah frekuensi makin besar ukuran sangkar Farraday, hal ini tentu memakan biaya yang sangat besar.

Perbandingan kuat pancaran ke arah depan dengan arah belakang disebut front to back ratio. Sedangkan perbandingan kuat pancaran ke depan dengan kuat pancaran ke arah samping disebut front to side ratio. Untuk mengetahui keberhasilan kita membuat antena pengarah, secara praktis dapat kita amati dari front to back rationya. Makin besar front to back ratio menandakan makin baiknya pengarahan antena tersebut dan umumnya front to side rationya juga menjadi makin kecil. Dalam praktek kita tidak pernah mengukur besarnya gain antena.
[edit] Standing Wave Ratio (SWR)

Sebelum melangkah lebih jauh, kita akan menconba memberiak gambaran mengenai standing wave ratio. SWR ini harus diamati ada waktu kita memasang antena untuk mendapatkan hasil yang baik dan menjaga awetnya perangkat transceiver.

Apabila sepanjang feeder line ada gelombang listrik yang mengalir dari transceiver ke antena dan tidak ada aliran balik dari antena ke transceiver, maka gelombang listrik tersebut, baik voltagenya maupun arusnya akan tetap besarnya. Akan tetapi apabila ada arus balik yang, maka arus balik ini akan mengadakan interferensi dengan arus yang pergi ke antena. Sehingga arus yang mengalir sepanjang feeder line tadi pada suatu saat tertentu menjadi membesar dan pada suatu saat berikutnya menjadi mengecil.

Perbandingan antara arus maksimum dengan arus minimum atau perbandingan antara voltage maksimum dengan voltage minimum in disebut Standing Wave Ratio (SWR).

Standing Wave Ratio ini besarnya tergantung dari besarnya arus balik, makin besar arus balik maka SWR menjadi makin besar pula. Adanya standing wave pada feeder line ini tidak dikehendaki karena hal ini memberikan indikasi adanya mismatch.

Arus balik ini akan masuk ke final dan ditransformasikan menjadi panas, dimana panas ini bila cukup tinggi akan dapat merusak final amplifer pemancar.

Untuk mengukur besarnya SWR suatu transmission line yang menghubungkan transceiver dan antena digunakan SWR METER yang berisi swr bridge. Contoh suatu SWR meter terdapat pada gambar, biasanya alat semacam ini dilengkapi dengan power meter dan field strength meter.

Field strength meter digunakan untuk mengukur kuat pancar transceiver dengan antena tertentu suatu antena. Kuat pancar diukur pada suatu jarak tertentu dan arah tertentu, selanjutnya dibandingkan dengan kuat pancar pada arah lain. Ini dapat digunakan untuk mengukur besarnya front to back ratio.


[edit] Dummy Load

Untuk melakukan penguran SWR pada suatu feeder line, maka pada ujung feeder line diberikan suatu dummy load sebagai pengganti antena. Dummy load ini berfungsi menyerap RF yang masuk kepadanya sehingga tidak terjadi RF balik dari luar feeder line (coaxial cable), dengan demikian SWR feeder line dapat diukur secara murni.
[edit] Distribusi tegangan dan arus

Apabila kita ingin melihat suatu gambaran menganai arus dan tegangan pada suatu antena dipole, maka distribusi tegangan dan distribusi arus sepanjang antena dapat dilihat pada gambar berikut ini.
[edit] Antena Yagi Untuk HF

Antena pengarah yang dibahas dalam tulisan ini adalah antena Yagi. Antena ini ditemukan oleh Dr. H. Yagi dari Tokyo Univesity pada tahun 1926. Antena Yagi yang paling sederhana adalah antena 2 elemen yang terdiri atas satu radiator atau driven elemen dan satu elemen parasitik sebagai director dengan spacing sekitar 0.1 λ. Power gain dapat mencapai sekitar 5 dB dengn front to back ratio sebesar 7 sampai 15 dB. Gain akan menjadi sedikit lebih rendah apabila parasitik elemen tersebut dipasang sebagai reflektor.

Untuk band-band 10 -30 meter, bahan elemen dapat dari tubing aluminium sehingga memungkinkan untuk diputar-putar arahnya.

Akan tetapi untuk band 160 meter atau 80 meter, tubing aluminium menjadi tidak praktis karena terlalu panjang sehingga kurang kuat, lebih praktis digunakan kawat dengan konsekuensi tidak dapat diputar arah.

Panjang elemen Yagi dipengaruhi oleh diameter elemen dan adanya sambungan-sambungan. Baik diameter elemen maupun banyaknya sambungan akan memberikan pengaruh terhadap kapasitansi antar elemen, seperti kita ketahui bahwa dua logam yang terletak sejajar tersebut akan merupakan suatu kapasitor.

Rumus perkiraan untuk menghitung panjang elemen dan spacing antena Yagi dua elemen adalah sebagai berikut:

Driven elemen 145 / f (dalam MHz) meter.
Director 137 / f (dalam MHz) meter.
Spacing 36.6 / f (dalam MHz) meter

Elemen antena Yagi untuk band 20, 17, 15, 12 dan 10 meter lebih praktis dibuat dari bahan tubing aluminium, sehingga dapat diputar-putar dengan menggunakan rotator yang digerakkan dengan listrik atau rotator yang digerakkan dengan tangan.

Tubing yang diperlukan untuk membuat antena ini adalah tubing aluminium yang tebal yang disusun secara teleskopik, ialah ditengah diameter besar makin ke ujung diameter makin mengecil, agar antena tersebut tidak menjadi terlalu melengkung ke bawah pada ujung-ujungnya. Untuk antena 10 meter, elemen dapat dibuat dari tubing diameter 1⁄2 inch dan 3⁄4 inch, untuk 20 meter dengan diameter 1⁄4, 1⁄2 h, 3⁄4 dan 1 inch.

Mengenai diameter tubing dapat dicoba-coba sendiri oleh rekan-rekan amatir sehingga didapatkan performance yang cukup baik, mengingat tersedianya tubing aluminium di pasaran pada masing-masing tempat.

Antena untuk band band 20 sampai 10 meter dapat dibuat dengan 3 elemen, yaitu driven elemen, satu reflektor dan satu director. Power gain antena tergantung pada spacing antar elemen, dengan spacing 0.15 λ antena ini diharapkan akan memberikan gain sebesar sekitar 8 dB dengan front to back ratio antara 10 sampai 25 dB.

Panjang elemen dan spacing antar elemen dapat diperhitungkan dengan rumus sebagai berikut ini:

Reflektor elemen 153 / f (dalam MHz) meter.
Driven elemen 144 / f (dalam MHz) meter.
Director 137 / f (dalam MHz) meter.
Spacing 36.6 / f (dalam MHz) meter.

Elemen antena Yagi di atas masih dapat ditambah lagi menjadi 4 elemen dengan menambahkan satu director akan tetapi panjang elemennya perlu diubah.

Seperti telah diutarakan di atas, power gain antena tergantung pada spacing antar elemen atau dapat dikatakan panjang boomnya. Dengan panjang boom 0.45 λ antena 4 elemen Yagi diharapkan akan memeberikan gain sebesar sekitar 9.5 dB sampaiu 10 dB dengan front to back ratio antara 15 sampai 25 dB.

Apabila kita perhatikan antara penambahan jumlah elemen dan tambahan power gainnya, maka terlihat bahwa antena dengan 3 elemen dapat dipandang merupakan jumlah elemen yang paling optimal. Tambahan jumlah elemen berikutnya makin tidak memberikan angka yang berarti.

Untuk antena Yagi empat elemen, perhitungan panjang elemen serta spacingnya dapat menggunakan tabel sebagai berikut:

Reflektor elemen 153 / f (dalam MHz) meter.
Driven elemen 144 / f (dalam MHz) meter.
Director 1 137 / f (dalam MHz) meter.
Director 2 135 / f (dalam MHz) meter.
Spacing 36.6 / f (dalam MHz) meter

Perlu diperhatikan sekali lagi bahwa diameter tubing, panjang masing bagian elemen, serta ketinggian antena akan sangat berpengaruh terhadap kepanjangan elemen Yagi. Rumus tersebut di atas akan memberikan panjang theoritis yang masih perlu koreksi lingkungan.

Dalam praktek di lapangan, rekan-rekan amatir radio diharapkan mengadakan banyak percobaan, sehingga akan didapatkan hasil yang paling baik disesuaikan dengan bahan yang dipergunakan serta kondisi lingkungan ditempat masing-masing. Suatu antena yang sudah diset baik di suatu lokasi, bila dipasang di lain lokasi bisa menjadi kurang baik.
[edit] Gamma Match

Untuk driven elemen, disamping menggunakan dipole seperti yang diuraikan di atas, dapat pula menggunakan driven elemen dengan Gamma Match. Pada elemen dengan gamma match ini elemen tidak dibagi dua akan tetapi utuh dan pada feed point diberikan suatu matching device tersebut. Pada prinsipnya gamma match merupakan L-C circuit.

Peralatan yang merupakan bagian-bagian untuk membuat gamma matching device bisa didapatkan di pasaan. Panjang a sekitar 50 CM dan panjang c sekitar 10 CM sedangkan panjang b dicari pada saat kita melakukan matching ( antara 100-120 CM) sehingga didapatkan SWR yang baik. Ukuran gamma matching device tersebut di atas dapat dipergunakan pada driven element untuk band dari 10 sampai 20 meter.
[edit] Antenna Yagi Untuk VHF

Antena Yagi untuk band VHF 2 meteran biasanya elemennya dibuat lebih banyak untuk mendapatkan gain yang memuaskan penggunanya. Walaupun disadari bahwa penambahan director makin banyak makin memberikan tambahan gain yang makin kecil, akan tetapi karena ujud fisik antena tersebut kecil dan ringan, maka penambahan elemen yang banyak tidak mempunyai dampak buruk bagi ketahanan boom dan ketahanan terhadap tiupan angin serta jumlah bahan yang dipakai.

Seperti halnya dengan antena Yagi untuk HF, maka driven element dapat berupa dipole, akan tetapi kebanyakan menggunakan gamma matching device. Untuk band 2 meteran, dimensi gamma matching device dibuat lebih kecil, seperti terlihat pada gambar 5. Sedangkan bahan untuk elemen dapat digunakan tubing aluminium dari 1⁄4 inch dan tidak perlu dibuat teleskopik.

Untuk VHF 2 meteran, konfigurasi elemen-elemen dibuat tegak untuk mendapatkan polarisasi vertikal. Yang perlu diperhatikan disini adalah feeder line harus diatur sedemikian sehingga tegak lurus dengan arah bentangan elemen. Feeder line dapat ditarik kearah belakang mengikuti boom atau dapat juga ditarik tegak lurus dengan boom dan tegak lurus pula dengan bentangan elemen.

Pada gambar di perlihatkan contoh antena Yagi untuk VHF 2 meter dengan 7 elemen, terdiri atas driven element, reflektor dan 5 buah director.

Selanjutnya rekan-rekan amatir bisa mengadakan modifikasi mengenai spacing dari masing-masing elemen serta panjang masing-masing directornya untuk memperoleh performance yang paling bagus. Disarankan bahwa setiap kita mengadakan modifikasi, maka spasifikasi yang lama janganlah dibuang tetapi dicatat, sehingga misalnya hasil modifikasinya kurang memuaskan, kita masih dapat kembali pada spesifikasi terdahulu.

Apabila kita perhatikan antena-antena buatan pabrik maka panjang serta spacing elemen-elemen beragam. Dengan mempelajari antena-antena buatan pabrik tersebut rekan-rekan amatir radio bisa mendapatkan inspirasi untuk membuat modifikasi sehingga dicapai performance yang lebih baik.

Untuk pembuatan matching device, berikut ini diberikan contoh pembuatan gamma match untuk VHF 2M yang cocok digunakan pada antena seperti terdapat pada contoh pada gambar. Gambar tersebut hanyalah sekedar memberikan contoh salah satu cara membuat gamma matching device, rekan-rekan amatir radio diharapkan dapat mengadakan modifikasi sehingga dapat ditemukan device yang lebih bagus lagi.

Matching dilakukan dengan mengatur gamma rod dan bracket sehingga didapatkan SWR yang baik. Menggerakkan bracket berarti mengatur induktansi dan menggerakkan rod berarti mengatur kapasitansi. Antara gamma rod dan inner coaxial membentuk suatu kondensator, nilai kapasitansinya ditentukan oleh panjang coaxial cable dalam gamma rod.

Selain antena Yagi yang telah banyak dibahas disini, beberapa jenis antena pengarah yang lain banyak juga digemari, misalnya antena Quad Beam, Log Periodic dan sebagainya.


[edit] Pranala Menarik

* Antenna Amatir Radio
* Panduan Amatir Radio